Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview novel teenlit Jurnal Jo 3: Episode Cinta.
Novel teenlit Jurnal Jo 3: Episode Cinta ini merupakan lanjutan dan novel terakhir dari trilogi Jurnal Jo (yang pertama Jurnal Jo, yang kedua Jurnal Jo: Online). Novel ini ditulis oleh Ken Terate pada tahun 2014 dan diterbitkan oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Novel yang kupunya ini masih yang cover lama. Berikut fotonya:
Novel ini menceritakan saat di kelas Jo ada murid baru, artis dari Jakarta yang bernama Izzy. Izzy ini cakep, terkenal, lucu, dan membuat cewek-cewek tertarik padanya, termasuk Jo. Namun, Jo segera sadar bahwa dia sudah pacaran (backstreet) dengan Rajiv, teman laki-laki India nya. Lama-lama, Izzy ini mengesalkan karena jail luar biasa, satu per satu murid di kelas Jo menjadi korban kejahilan Izzy, termasuk Jo juga. Parahnya adalah Sally menyukai Izzy, sampai suatu ketika Sally juga menjadi korban kekesalan dan kejahilan Izzy, dan Sally malah menyalahkan dan mendiamkan Jo. Masalah muncul ketika Jo satu kelompok dengan Izzy dan Sally untuk Problem Based Learning Project. Selain itu, hubungan Jo dan Rajiv juga ga stabil karena Mama melarang Jo pacaran, perbedaan agama antara Jo dan Rajiv, juga Rajiv yang akan pergi ke Amerika untuk kuliah.
Yang lucu dan menarik dari novel ini adalah Jo tidak tahu pada awalnya kalau dia jatuh cinta dan bingung dengan status hubungannya dengan Rajiv, sehingga bertanya pada Sally dan Sally menyebutkan ciri-ciri jatuh cinta (tentunya dari majalah yang dia baca) yang ternyata semua ciri itu dialami oleh Jo.
Oh iya, ciri-ciri jatuh cinta yang dipaparkan dalam novel ini adalah ketika bertemu dengan seseorang lawan jenis itu, kamu akan merasakan deg-degan, badan tiba-tiba merasa panas atau dingin, giginya gemeletuk, kepala nyut-nyutan, perut terasa mual, otak macet (tak bisa berpikir). Saat membaca bagian ini, aku juga jadi ingat pernah merasakan muka merah dan deg-degan saat berpapasan/bertemu seseorang yang aku suka pas masih SMP (seusia Jo), lalu sampai temanku bilang "mukamu merah seperti kepiting rebus". Wkwkwk.
Di dalam novel ini juga ada penjelasan tentang bullying (penindasan) dengan berbagai macam jenis, mulai dari pakai kata-kata yang menyakitkan, ejekan, julukan tidak menyenangkan, psikologi, fisik, dan seterusnya. Korban bullying juga bisa mengalami trauma. Malah ada yang awalnya korban bullying menjadi pelaku bullying karena kesal akan masa lalunya, bisa juga karena di keluarga merasa tertekan, dll. Saat membaca bagian ini, aku teringat masa SMP dan SMA ku yang pernah menjadi korban bullying di kelas, entah apa sebabnya, tapi yang jelas aku bisa berprestasi dan membuat mereka yang pelaku bullying itu terdiam.
Novel ini cocok dibaca remaja, anak SMP atau SMA begitu. Gaya bahasanya gaul tapi tidak terlalu gaul, jadi enak dibaca dan mudah dipahami. Buat kalian yang suka genre school life, slice of life, dan teenlit, novel ini aku rekomendasikan.
Sekian postingan kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar