Pengikut

Kamis, 20 Desember 2012

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 9)


Tidak hanya Yuka dan Zari yang melakukan kunjungan ke museum dan mewawancarai beberapa orang pengunjung, tetapi teman - teman mereka juga melakukan hal yang sama. Dan apabila mereka telah selesai mewawancarai, mereka berkumpul di rumah Rosu.
Ketika Yuka dan Zari tiba di rumah Rosu, teman - teman mereka tiba lebih dulu.
"Di tempatku, tiga orang dicurigai," kata Rosu mengutarakan pendapatnya.
"Di tempatku, empat orang dicurigai," kata Rizu tak mau kalah.
"Di tempat kami, hanya dua orang yang wajib dicurigai," kata Zari tak mau kalah.
"Kukira, di tempatku, pelakunya berinisial S," kata Yuka berpendapat.
"Aku ingin mendengar kesaksian orang - orang yang kamu curigai, Rosu," kata Ai meminta pada Rosu.
"Baiklah, tolong dengarkan dengan seksama," kata Rosu menjawab.

Orang pertama: "Keping itu benar dari Mayana. Aku percaya. Jika aku mempunyai keping itu, akan aku selidiki lagi."
Orang kedua   : "Keping itu bukan dari Mayana, tapi dari Inca. Jika aku mempunyai keping itu, aku akan menjualnya ke luar negeri."
Orang ketiga   : "Bukan dari Mayana, tetapi dari Indonesia. Bila aku mempunyai keping itu, akan aku kembalikan ke museum lagi."

Yuka dan yang lain menyimak dengan seksama dan baik - baik. Dan Yuka tahu siapa yang patut dicurigai dari kesaksian - kesaksian tersebut.

~ Bersambung ke kasus pertama part 10 ~

Sabtu, 22 September 2012

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 8)


Yuka dan Zari bertanya pada seorang pria. Pria itu berinisial T. Pak T menjelaskan kepada Yuka dan Zari.
"Ini adalah keping emas yang diyakini berasal dari kerajaan Inca di Peru. Kerajaan tersebut kaya raya, namun dijajah oleh bangsa Spanyol," kata Pak T menjelaskan.
"Menurut anda, bila saya memiliki benda ini, apakah anda akan membeli dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada saat membeli dari saya?" tanya Yuka pada Pak T.
"Hm, tentu saja. Saya hobi menjual barang langka, ke luar negeri tentunya," jawab Pak T dengan tersenyum bangga.
"Hm, boleh saya minta nomor hp anda?" tanya Zari pada Pak T.
"Silahkan, di sini ada nomor hp saya," kata Pak T sambil menyerahkan kartu namanya pada Zari.
Berikutnya, seorang pria yang berinisial S menjelaskan.
"Iya, ini diyakini peninggalan kerajaan Inca. Tetapi, belum dapat dipastikan kebenarannya. Kalau saya sih percaya," kata Pak S.
Yuka pun mengulang pertanyaan yang ia tanyakan kepada Pak T.
"E...eh, apa...yang kalian bilang? Mana mungkin aku menjualnya. Kalian hanya anak kecil yang banyak tanya," jawab Pak S dengan terbata-bata.
Seperti ada hal yang disembunyikan.
"Bisa minta nomor hp anda?" tanya Zari pada Pak S.
"Ini kartu nama saya. Kalau kalian ingin bertanya-tanya, boleh saja tapi hanya sebentar! Ka...karena saya sibuk!" jawab Pak S seakan-akan mengusir Yuka dan Zari.
Maka pulanglah Zari dan Yuka ke rumah Rosu.

~ Bersambung ke kasus pertama part 9 ~

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 7)


Yuka dan Zari berjalan berdua ke museum Okinawa Palace. Dalam hati mereka, mereka senang jadi pasangan pergi ke museum, juga deg-degan karena bisa melihat orang yang disukai dari jarak dekat. Untuk mengisi kekosongan, Yuka pun membuka pembicaraan.
 "Menurut buku yang kubaca, kerajaan Mayana itu ada pada zaman peradaban kuno. Bila memohon hujan, harus mempersembahkan korban dengan cara melempar korban ke sebuah kolam yang pinggirnya jurang. Dan penyihir di sana sangat mempercayai kekuatan gerhana matahari. Tetapi bila soal kekayaan, di sana mungkin bisa dibilang kaya, karena memiliki banyak makanan dan bangunan. Namun kerajaan itu terletak di pedalaman hutan dan terpencil," jelas Yuka.
 "Menurutku, jadi tidak diketahui dengan pasti tentang keping emas kuno itu? Apa benar dari kerajaan Mayana?" tanya Zari sambil mengemukakan pendapatnya.
"Hm, malah yang kutahu, kerajaan Inca di Peru yang kaya raya, bukan Mayana. Apakah Hina tak salah membacanya?" tanya Yuka sambil mengemukakan pendapatnya.
"Hm, tidak tahu juga. Kita lihat saja di museum," jawab Zari sambil tersenyum pada Yuka. Manis sekali di mata Yuka.
 Ketika sampai di museum, Yuka dan Zari menemukan barang seperti pada klise foto itu. Namun, benar dugaan Yuka. Bukan dari kerajaan Mayana, melainkan dari kerajaan Inca. Yuka dan Zari semakin penasaran. Mereka memutuskan untuk mencari keterangan dan informasi tentang keping emas itu dengan cara bertanya pada orang-orang di sekitar mereka. Mereka juga tak lupa mengingat pesan Rosu tentang apa saja yang harus mereka lakukan.

~ Bersambung ke kasus pertama part 8 ~

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 6)


"Taro Seiji itu tinggal di mana? Apa tujuannya?" tanya Zari.
"Tinggal di dekat sekolah kita, no 21. Tujuannya mencari benda-benda langka untuk dijual," jelas Hina.
"Aku tahu ke mana dia pergi. Dia menuju ke pameran foto dan klise foto benda-benda museum, ke museum di mana ada benda yang dia cari, dan dia mencuri benda itu," kata Yuka.

"Aku pernah tahu ayahku mencari-cari klise foto itu. Beliau mengatakan : terdapat dalam sebuah jendela di mana menjelaskan tentang ilmuwan penemu gaya gravitasi. Begitulah kata ayahku," kata Rosu mengingat-ingat perkataan ayahnya.
"Jendela? Kurasa itu sebuah buku," kata Rizu sambil berpikir.
"Buku? Dari mana kau tahu, Rizu?" tanya Ai heran.
"Itu loh, pepatah mengatakan buku adalah jendela ilmu," jawab Rizu menjelaskan kepada Ai.
"Aku tahu. Pasti yang dicari klise foto yang terdapat dalam buku Fisika," kata Zari.
"Hm, aku percaya padamu, Zari. Dengan kata lain pemikiranmu seperti ini. Ilmuwan penemu gaya gravitasi adalah Isaac Newton. Dan di sekolah, kita mempelajarinya dalam pelajaran Fisika," kata Yuka menjelaskan pemikiran Zari.
"Iya, benar pemikiranmu, Yuka," kata Zari tersenyum.

"Jadi aku mencari buku Fisika ku. Hm, ini dia," kata Rosu sambil mencari buku Fisika nya dan akhirnya dia menemukannya.
"Ada petunjuk lagi, Rosu?" tanya Ai penasaran.
"Oh, ya, ada. Ayahku mengatakan : terdapat pada halaman 3 kali 10, lalu dibagi 2," jawab Rosu.
"3 kali 10 itu sama dengan 30. 30 dibagi 2 sama dengan 15. Coba buka pada halaman 15," kata Hina.

Dan Rosu pun membuka halaman 15. Klise foto itu ada di halaman 15. Terlihat benda yang diambil Taro Seiji dan Yoshimura. Sebuah keping emas kuno. Hina lalu mencari di internet tentang keping emas itu. Menurutnya, itu adalah keping emas kuno peninggalan Kerajaan Mayana di Meksiko. Lalu menurut Hina, ada 3 museum yang menyimpan keping emas itu. Museum Okinawa Centre, Museum Okinawa Hall, dan Museum Okinawa Palace.
"Hm, ada 3 museum, ya. Kalau begitu, 2 orang menyelidiki 1 museum, dengan tarik undian untuk menentukannya," kata Hina memberi pendapat.
"Hm, pendapat yang bagus, biar adil begitu saja," kata Rosu.

Dan mereka pun menarik undian. Hasilnya Yuka dengan Zari, Hina dengan Rosu, dan Ai dengan Rizu.

"Begini rencananya. Yuka dan Zari pergi ke Museum Okinawa Palace, Aku dan Hina ke Museum Okinawa Centre, dan Ai dengan Rizu ke Museum Okinawa Hall. Masing-masing mencari informasi dari orang-orang di sana, dan jangan lupa untuk meminta nomor telepon yang bisa dihubungi," kata Rosu menjelaskan rencana mereka.
"Adeuh, Zari dengan Yuka," kata Rizu menggoda Zari dan Yuka.
"Namanya juga tarik undian. Kan kita tak tahu siapa pasangan kita. Ini hanya kebetulan," kata Zari menutupi kesenangan hatinya.
"Hahaha, Yuka mukanya merah gitu, kayak kepiting rebus," kata Ai sambil tertawa.
"Tidak. Cuma kepanasan aja," kata Yuka menutupi mukanya dan pura-pura mengipasinya.
"Yuka kesenengan tuh pasangan sama Zari," kata Hina menggoda Yuka.
"Hm, ini kan karena undian. Hasilnya kan tak bisa diubah karena sudah ditentukan. Iya kan Rosu?" tanya Yuka pada Rosu.
"Iya, sudah ditentukan. Ayo kita ke lokasi masing-masing," kata Rosu.

~ Bersambung ke kasus pertama part 7 ~

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 5)


"Sebentar, selain surat petunjuk ini, apa kamu tidak menemukan petunjuk lain lagi?" tanya Hina tiba-tiba.
"Aku menemukan kertas ini," kata Rosu sambil menyerahkan selembar kertas kepada Hina.

Yuka, Ai, Zari, dan Rizu melihatnya. Di kertas itu terdapat angka-angka yang acak seperti ini:
1 25 15 20 5 13 21 11 1 14 1 11 21 : 20 1 18 15 19 5 9 10 9.

"Hm, aku rasa ini seperti kode morse, tapi berbentuk angka," kata Rizu berpikir.
"Bukan, seperti huruf, urut abjad, tapi dalam bentuk angka," kata Zari.
"Urut abjad? Dengan angka-angka ini mungkin bisa kubaca, coba kuhitung jika 1 adalah A," kata Ai mengambil kertas itu. Ai pun menghitung satu per satu, kemudian membacanya.

"Ayo Temukan Aku : Taro Seiji," kata Ai membacanya.

"Hm, agak aneh, ya. Siapa Taro Seiji itu, ya?" tanya Rosu.
"Hm, aku pernah dengar. Kalau tak salah, pencuri dan buronan seperti Pak Yoshimura," kata Yuka mengingat-ingat.
"Tapi, klise foto itu kenapa penting? Untuk apa? Baiklah, akan kucari di internet. Rosu, aku pinjam komputermu," kata Hina.
"Iya," kata Rosu.

Dan hasil pun ketemu. Ternyata Taro Seiji terlibat kasus pencurian di beberapa museum. Juga menjual barang curiannya ke luar negeri. Yoshimura Shinji juga pencuri ulung di beberapa museum. Tertangkap oleh anak buah Pak Koizumi. Sungguh hal yang mengejutkan.

~ Bersambung ke kasus pertama part 6 ~

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 4)


Semua mata beralih kepada Yuka.
"Darimana kau bisa menduga seperti itu?" tanya Rosu.
"Dari pekerjaan ayahmu. Bahwa dulu ayahmu seorang polisi. Dan brosur di taman itu, aku juga pernah lihat di televisi juga ada berita tentang itu, tapi aku lupa kasus apa," jelas Yuka.

"Hm...masuk akal juga, sih. Tapi kita harus tahu barang yang dicari oleh ayahmu, Rosu," kata Zari.
"Berbentuk persegi panjang, tak bisa dilihat kacamata hitam. Pasti benda itu berwarna gelap," kata Rizu berfikir.
"Berwarna gelap, tak bisa dilihat kacamata hitam, persegi panjang, bila bisa dilihat dengan benda terang, berarti juga bisa untuk melihat benda terang," kata Ai ikut berfikir.
"Untuk melihat benda yang terang? Benda yang terang itu seperti lampu atau gerhana matahari," kata Hina ikut berfikir juga.

"Aku tahu benda yang dicari ayahmu, Rosu. Benda itu adalah klise foto," kata Yuka menyimpulkan.
"Klise foto?" tanya Rizu.
"Ya, klise foto juga berbentuk persegi panjang seperti foto, tetapi berwarna gelap, sehingga tak bisa dilihat kacamata hitam. Dan klise foto juga bisa dilihat dengan benda yang terang, seperti lampu dan gerhana matahari," kata Yuka menjelaskan.

"Kau pintar sekali, Yuka. Hanya dengan menggabungkan pemikiran kami, kau tahu jawabannya," kata Zari memuji Yuka.
Yuka tersenyum manis sekali sehingga membuat muka Zari menjadi merah merona.

~Bersambung ke kasus pertama part 5 ~

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 3)


Zari dan Rizu pergi ke rumah Rosu, sebelum didahului Yuka, Ai, dan Hina. Rosu adalah seorang anak laki-laki dari kelas 9-2 dan Rosu adalah teman sekelas Yuka dan Hina sewaktu mereka duduk di kelas 8. Postur tubuh Rosu tinggi, mungkin tingginya sekitar 175 cm.
 "Rosu, kami tak sengaja mendengar kasusmu di kelas. Maafkan kami," kata Zari dan Rizu memohon maaf.
"Baiklah, aku maafkan, tak apa. Tapi aku ingin kalian membantu ketiga detektif manis yang ada di sebelah kalian," kata Rosu.
 Zari dan Rizu kaget. Mereka melihat ke samping mereka. Ada Yuka, Hina, dan Ai. Kapan mereka datang?Kehadiran mereka tak disadari kami, pikir Zari dan Rizu.

 "Kami sih setuju jika mereka membantu kami," kata Yuka.
 Ai dan Hina mengangguk setuju.

"Oke, kujelaskan peristiwa terjadinya. Sudah bermalam-malam, Ayahku memasuki kamarku. Mencari-cari sesuatu. Ketika aku bertanya padanya, Ayah menjawab : Ayah mencari sebuah barang, berbentuk persegi panjang, dapat dilihat dengan benda terang, tanpa kacamata hitam, barang yang sangat penting, karena menyangkut pekerjaan Ayah. Begitulah kata Ayahku. Dan keesokan harinya, kami pergi untuk makan malam. Dan ketika tiba di rumah, kamarku sudah berantakan seperti kapal pecah. Aku menemukan berbagai macam petunjuk. Petunjuk ini pun aku fotokopi, sebelum Ayahku mengetahuinya," kata Rosu menjelaskan.

"Hm, apa pekerjaan ayahmu?" tanya Zari.
"Koki di restoran, tetapi dulu seorang polisi," jawab Rosu.
"Tunggu...sepertinya aku pernah tahu Yoshimura Shinji, tapi di mana?" kata Rizu berusaha mengingatnya.
"Aku tahu. Yoshimura Shinji dengan ciri-ciri bla bla bla, hati-hati bila bertemu. Aku pernah melihat brosurnya di taman," kata Ai.
"Brosur orang hilang yang gila?" tanya Hina.
"Bukan, ada kata-kata : hati-hati bila bertemu," kata Ai.
"Kalau menurutku, Yoshimura Shinji itu seorang buronan yg dikejar-kejar polisi dalam suatu hal, tapi belum tertangkap lagi sampai sekarang. Mungkin saja Ayahmu diperintahkan untuk menangkapnya kembali," kata Yuka.
 ~ Bersambung ke kasus pertama part 4~

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 2)


Bel istirahat pun berbunyi. Yuka, Ai, dan Hina segera bertukar pikiran. Zari dan Rizu yg ada di dekat mereka pun tak sengaja mendengarnya.
 "Menurutku, yang aneh adalah mengenai barang yg dicari itu," kata Yuka mengemukakan pendapatnya.
"Iya, tapi Yoshimura Shinji itu punya hubungan apa dengan pak Koizumi?" kata Ai penasaran.
"Hm, ini memang rumit, tapi kita harus menyelidiki dan pergi ke rumah Rosu," kata Hina tak sabar.

Yuka pun segera mengirim sms kepada Rosu.
 Yuka: Bisakah kami ke rumahmu sore ini?
Rosu: Bisa, kutunggu kalian di rumahku sore ini jam 4.

"Kata Rosu, kita ke sana jam 4. Itu kata Rosu saat aku mengirim sms padanya," kata Yuka memberitahu.

Setelah mendengar pembicaraan itu, Zari dan Rizu berpandangan.

"Mana bisa mereka ke rumah Rosu bertiga saja? kita harus ke sana juga," kata Zari.
"Oke, tapi jangan sampai kita di dahului mereka, bisa gawat nanti kalau mereka tahu. Kau pasti mengkhawatirkan Yuka, dia akan baik-baik saja, kok," kata Rizu dengan jahil menggoda Zari.
"Siapa yg khawatir? Yuka kan hanya teman dekatku saja," kata Zari dengan muka yang memerah.
"Hm, mukamu memerah, Zari," kata Rizu membalas perkataan Zari. "Huft, oh, ya? baiklah. Ayo kita ke rumah Rosu," kata Zari mengajak Rizu.

~ Bersambung ke kasus pertama part 3 ~

Three Detectives and Friends (kasus pertama part 1)


1.Kasus Rosu Hattori
 Di SMP Okinawa, tepatnya kelas 9-3, sedang berlangsung pelajaran sejarah. Bu Yamamori, seorang  guru perempuan bertubuh langsing dan berambut panjang, sedang menerangkan pelajaran di depan. Tapi ini pelajaran membosankan bagi Yuka, seorang anak perempuan berambut sebahu. Dia mengalihkan pandangannya ke Zari, seorang anak laki-laki berkulit hitam manis, berambut pendek, dan merupakan orang yang disukainya, lalu tersenyum sendiri. Tiba-tiba, sebuah amplop berisi surat dikirim oleh Hina, seorang anak perempuan berambut pendek sebahu dan merupakan salah satu teman Yuka. Dibukalah surat itu dan dibacanya.
 Dari = Rosu kelas 9-2
Untuk = Yuka, Hina, dan Ai
 Tolong. Ada yang mengobrak-ngabrik kamarku. Kelihatannya mencari sesuatu. Memang banyak petunjuk yang kutemukan. Tapi ini kuberikan petunjuk awalnya. Sebuah surat berisi tulisan, "Itu barang yang sangat penting, Koizumi. Kau harus menemukannya. Dari Yoshimura Shinji. Blok 3, jalan edo, no 4, Okinawa". Aku tak tahu apa yang mereka cari, tetapi Koizumi adalah ayahku. Aku tak bisa terus diam, tolong kalian ke rumahku dengan segera.
 Rosu adalah seorang anak laki-laki bertubuh gendut, tinggi, berambut pendek, berkulit putih, dan merupakan teman sekelas Yuka sewaktu Yuka duduk di kelas 8. Kini mereka tidak sekelas.
 Dan setelah membaca surat itu, rasanya Yuka sudah tak sabar ingin bertukar pikiran dengan Ai dan Hina.
 ~ Bersambung ke kasus pertama part 2 ~