Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's blog. Kali ini aku akan mereview novel yang berjudul Gadis Minimarket. Berikut fotonya:
Novel Gadis Minimarket ini ditulis oleh Sayaka Murata dengan judul asli KONBINI NINGEN. Novel ini diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 2016, lalu diterjemahkan oleh Ninuk Sulistyawati dan diterbitkan Penerbit Gramedia Pustaka Utama tahun 2020. Novel Gadis Minimarket terdiri dari 160 halaman.
Novel Gadis Minimarket menceritakan tentang seorang perempuan bernama Keiko yang terus bekerja sambilan di minimarket selama hidupnya. Keiko kecil tidak normal seperti anak-anak lain sehingga orang tua dan adiknya kesulitan. Meskipun sudah terapi/konsultasi, tetap saja begitu, hingga suatu hari dia tertarik untuk bekerja di minimarket dan belajar menyesuaikan diri seperti teman-teman di minimarket.
Novel Gadis Minimarket ini dari segi sampul depannya menarik, menggambarkan isi novelnya. Penerjemahan ningen menjadi gadis sedikit membingungkan untukku, karena ningen dalam bahasa Jepang artinya orang/manusia, tetapi hal ini mungkin agar mengikuti isi novelnya makanya dipilih kata gadis. Isu sosial yang diangkat dalam novel ini menarik dan cukup sensitif. Ada sedikit typo pada halaman 54, malas-masalan seharusnya malas-malasan. Novel ini membuatku membayangkan jadi pegawai minimarket di Indomaret atau Alfamart dan aku rindu ke sana untuk berbelanja (karena sejak mulai pandemi aku di rumah saja).
Ada beberapa kalimat yang menarik, di antaranya adalah sebagai berikut:
- "Dalam pandanganku ada dua tipe pelaku diskriminasi: mereka yang memang memiliki dorongan dan keinginan untuk mendiskriminasi, dan mereka yang menggunakan istilah diskriminasi tanpa berpikir setelah mendengarnya dari suatu tempat." Keiko (dalam Murata, 2020, hlm. 69)
- "Masyarakat modern itu cuma ilusi karena meski berbicara soal persamaan gender, kita tetap hidup di dunia yang sama seperti Zaman Jomon..." Shiraha (dalam Murata, 2020, hlm. 71)
- "Ketidaksempurnaan itu menyebabkan aku mendapatkan perlakuan tak adil." Shiraha (dalam Murata, 2020, hlm. 87).
Novel ini cocok untuk orang yang menyukai genre marjin kiri, kesetaraan gender, feminisme.
Sekian postinganku kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
#mulaimenulisdiblog
Aku udah baca juga kak buku Gadis Minimarket dua bulan yang lalu. Bagus ceritanya, aku salut sama Keiko.
BalasHapusIya, sedih sih aku sama Keiko. Udah ga normal, kerja dan jadi anak kos, eh, masih ditanya "kapan" sama teman-temannya, dan dimanfaatkan Shiraha dan dibilang bukan manusia. :(
HapusAku udah baca juga kak buku Gadis Minimarket dua bulan yang lalu. Bagus ceritanya, aku salut sama Keiko.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku cukup tertarik dengan tema yg dipilih penulis kak. Perihal mempertanyakan seperti apa kehidupan normal mestinya ? Kadang aku juga pernah mikir gitu. Normal bagi setiap orang pasti berbeda. Tidak ada yg namanya normal harus begini harus begitu
BalasHapusSepertinya menarik. Aku jadi penasaran, sebenarnya ketidaknormalan Keiko seperti apa dan mengapa bisa seperti itu.
BalasHapusUdah lama penasaran sama novel ini tapi mau baca ngga jadi mulu. Sepertinya hal-hal yang di anggap menyimpang selalu menarik perhatian yaa
BalasHapus