Pengikut

Selasa, 24 November 2020

Review Novel "Gadis Minimarket" - Sayaka Murata

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Selamat datang di Augina Putri's blog. Kali ini aku akan mereview novel yang berjudul Gadis Minimarket. Berikut fotonya: 


Novel Gadis Minimarket ini ditulis oleh Sayaka Murata dengan judul asli KONBINI NINGEN. Novel ini diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 2016, lalu diterjemahkan oleh Ninuk Sulistyawati dan diterbitkan Penerbit Gramedia Pustaka Utama tahun 2020. Novel Gadis Minimarket terdiri dari 160 halaman. 

Novel Gadis Minimarket menceritakan tentang seorang perempuan bernama Keiko yang terus bekerja sambilan di minimarket selama hidupnya. Keiko kecil tidak normal seperti anak-anak lain sehingga orang tua dan adiknya kesulitan. Meskipun sudah terapi/konsultasi, tetap saja begitu, hingga suatu hari dia tertarik untuk bekerja di minimarket dan belajar menyesuaikan diri seperti teman-teman di minimarket.

Novel Gadis Minimarket ini dari segi sampul depannya menarik, menggambarkan isi novelnya. Penerjemahan ningen menjadi gadis sedikit membingungkan untukku, karena ningen dalam bahasa Jepang artinya orang/manusia, tetapi hal ini mungkin agar mengikuti isi novelnya makanya dipilih kata gadis. Isu sosial yang diangkat dalam novel ini menarik dan cukup sensitif. Ada sedikit typo pada halaman 54, malas-masalan seharusnya malas-malasan. Novel ini membuatku membayangkan jadi pegawai minimarket di Indomaret atau Alfamart dan aku rindu ke sana untuk berbelanja (karena sejak mulai pandemi aku di rumah saja).  

Ada beberapa kalimat yang menarik, di antaranya adalah sebagai berikut:

- "Dalam pandanganku ada dua tipe pelaku diskriminasi: mereka yang memang memiliki dorongan dan keinginan untuk mendiskriminasi, dan mereka yang menggunakan istilah diskriminasi tanpa berpikir setelah mendengarnya dari suatu tempat." Keiko (dalam Murata, 2020, hlm. 69)

- "Masyarakat modern itu cuma ilusi karena meski berbicara soal persamaan gender, kita tetap hidup di dunia yang sama seperti Zaman Jomon..." Shiraha (dalam Murata, 2020, hlm. 71)

- "Ketidaksempurnaan itu menyebabkan aku mendapatkan perlakuan tak adil." Shiraha (dalam Murata, 2020, hlm. 87).

Novel ini cocok untuk orang yang menyukai genre marjin kiri, kesetaraan gender, feminisme.

Sekian postinganku kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya. 

#mulaimenulisdiblog

Jumat, 13 November 2020

Review Buku "The Power of Language" - Shin Do Hyun & Yoon Na Ru

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview buku yang baru selesai dibaca, berjudul "The Power of Language" 말의 내공. Berikut foto bukunya: 



Buku The Power of Language 말의 내공 ditulis oleh Shin Do Hyun & Yoon Na Ru , lalu diterjemahkan oleh Hyacinta Louisa dan diterbitkan oleh Haru Media, imprint dari Penerbit Haru pada tahun 2020. Buku ini cukup tebal, sekitar 212 halaman. Jumlah bab ada 9 (Pengembangan Diri, Sudut Pandang, Kecerdasan, Kreativitas, Menyimak, Pertanyaan, Gaya Berbicara, Kebebasan, dan Contoh Nyata), dengan setiap bab memiliki 7 bagian. 

 Buku The Power of Language 말의 내공 adalah buku ilmu humaniora yang berkaitan dengan bahasa dan kata, bagaimana berkomunikasi yang baik terhadap sesama manusia, serta melihat contoh dari kisah para filsuf dan tokoh terkenal di dunia. Buku ini memadukan ilmu humaniora, bahasa, dan filsafat. Secara garis besar, buku ini mengulas tentang tahap persiapan dan pematangan dalam teknik berbahasa, teknik berbahasa, cara menerapkan teknik berbahasa, dan contoh penerapan teknik berbahasa dalam kehidupan para filsuf dan tokoh terkenal di dunia.   

Buku ini menurutku bagus karena selain mengulas tentang teknik berbahasa juga memadukan filsafat dan ilmu humaniora. Buatku yang kuliah di jurusan Linguistik (ilmu bahasa), buku ini menjelaskan teknik berbahasa (kemampuan berbahasa) secara lebih dalam dan dari sudut pandang berbeda dari buku pelajaran bahasa sehingga mudah dipahami orang secara umum, juga banyak membahas dari segi humaniora dan filsafat. Lebih cocok untuk yang pernah belajar filsafat, terutama filsafat ilmu. Tulisannya menarik karena terdapat perbedaan font serta ketebalan pada kutipan filsuf, isi, dan hal yang penting.   Contoh dalam buku ini menarik karena dari kisah para filsuf dan tokoh terkenal dunia.  

Ada banyak kutipan yang kusukai, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

- "... kesadaran adalah suatu tahap di mana kita menyadari perasaan kita dengan cepat dan tepat." (Hyun dan Ru, 2020, hlm. 32).

- "... momen saat ini adalah sesuatu yang sangat berharga dan berarti." (Hyun dan Ru, 2020, hlm. 63).

- "Jika ingin mendapatkan hatinya, bukalah dulu hatinya itu, jika ingin mengambil sesuatu darinya, memberilah terlebih dahulu. Hal ini disebut kebijakan rahasia, cara kelembutan mengalahkan kekuatan." Lao Zi (dalam Hyun dan Ru, 2020, hlm. 101).

- "Ketika membaca, kita perlu memahami makna yang tersirat sebelum kita bisa mempelajarinya secara menyeluruh. Jika kita tidak bisa memahami makna yang tersirat, kita akan kehilangan petunjuk untuk mendekat kepada inti tulisan. Memahami makna yang tersirat dalam teks akan membuka konteks secara alami." Zhu Xi (dalam Hyun dan Ru, 2020, hlm. 109).

Buku ini lebih cocok untuk orang yang menyukai bidang bahasa asing, ilmu bahasa, dan filsafat. 

Sekian postingan kali ini, sampai bertemu di postingan selanjutnya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

#bookreview #reviewbuku #mulaimenulisdiblog