Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview buku yang berjudul I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TTEOKPOKKI. Berikut foto bukunya:
Buku I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TTEOKPOKKI ini merupakan buku essay (non fiksi) bergenre self improvement yang ditulis oleh Baek Se Hee (dari Korea Selatan), lalu diterjemahkan oleh Hyacinta Louisa dan diterbitkan Penerbit Haru pada tahun 2019, punyaku ini cetakan kelima, Januari 2020. Judul aslinya 죽고 싶지만 떡볶이는먹고싶어 .
Buku ini merupakan cerita asli dari penulisnya yang terkena distimia (depresi berkepanjangan) dan gangguan kecemasan selama lebih dari sepuluh tahun yang menjalani proses pengobatan dengan cara konsultasi ke psikiater dan minum obat, dan buku ini merupakan kisah saat penulis berkonsultasi dengan psikiaternya (makanya hampir semua buku ini berformat dialog). Terdapat kesimpulan penulis setiap setelah menjalani konsultasi (di setiap akhir bab ada halaman khusus tentang itu), penjelasan tentang apa itu distimia oleh dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ agar pembaca mengetahui tentang distimia sebelum membaca kisah penulis di dalam buku ini. Selain itu juga terdapat kisah pendek penulis tentang kehidupannya.
Jujur ketika melihat buku ini sangat terkenal, aku ingin membelinya tapi belum bisa saat itu. Ketika sudah membeli juga aku tak langsung membacanya karena aku punya daftar buku yang belum dibaca sangat panjang. Pada saat aku terkena sakit selama 6 bulan lamanya dan aku juga sempat mengalami stress dan cemas setiap hari hingga susah tidur memikirkan apakah aku akan meninggal atau aku bisa sembuh (karena penderita yang meninggal karena sakit ini juga terhitung banyak), maka kuputuskan untuk membaca buku ini. Buku ini tepat untuk dibaca ketika kondisi mental/pikiran sedang turun. Buatku sendiri buku ini semacam self help, pelan-pelan aku bisa paham, tenang, dan tidak cemas serta kurang percaya diri lagi. Terjemahan buku ini sangat baik menurutku, karena pemilihan katanya bagus dan membuat pembaca tak terlalu bingung.
Ada beberapa kalimat yang aku setuju dan suka, yaitu:
1. "Orang yang terlihat seperti rasa percaya dirinya tinggi sekali ternyata rasa percaya dirinya rendah. Mereka melakukan hal yang menonjol di depan umum karena mereka tidak memiliki rasa percaya diri. Mereka melakukannya agar orang-orang bisa melihat diri mereka. Sebaliknya, jika seorang puas dengan dirinya sendiri, maka mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh apa pun yang dikatakan oleh orang lain" - Psikiater (Hee, B., 2020, hal. 35)
2. "Saat Anda tidur, jauhkanlah ponsel Anda." - Psikiater (Hee, B., 2020, hal. 51)
3. "Sementara itu, kalau saya di rumah sendirian, rasanya saya mulai merasa depresi. Saya sempat memikirkan kenapa bisa seperti itu. Ternyata, penyebabnya adalah karena saya melihat unggahan orang-orang di Instagram." - Baek Se Hee (Hee, B., 2020, hal. 63-64)
Buku ini jujur membuatku capek saat membacanya, tapi karena aku juga merasakan beberapa hal dalam buku ini, jadi bisa selesai membacanya. Buku ini kurekomendasikan untuk teman-teman yang suka genre self improvement, psikologi, dan juga sedang mengalami kondisi mental/pikiran tidak baik. Jangan lupa selain membaca buku ini juga ceritakan kondisi yang kamu alami pada teman yang kamu percayakan, lebih baik lagi kalau temanmu itu dari jurusan psikologi.
Sekian postingan kali ini, sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
terus gimana dong yg suka stalking ig mantan?
BalasHapus