Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview buku terjemahan yang berjudul "THE SUBTLE ART OF NOT GIVING A F*CK" yang dalam bahasa Indonesia nya berjudul "SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT".
Pertama kali aku melihat buku ini waktu aku sedang magang sebagai Arabic Typist (entry data bahasa Arab) pada tahun 2018, kulihat teman kantorku yang bernama Tara (Japanese typist, bagian entry data juga sama denganku tapi bahasa Jepang) sedang membaca buku ini, kutanya "itu bukunya bagus, kah? isinya tentang apa?" dan dia menjawab "aku ga tau, ini juga baru baca, aku pinjam dari Iqbal (teman kantor kami yang di bagian programmer),". Oke, lain kali akan kubeli buku itu kalau ada uang.
Setelah aku resign dari tempatku magang dan kembali ke Bandung untuk persiapan tes S2, saat aku sedang santai dan membuka instagram, aku menemukan buku ini di book online shop langgananku, @writingprojects, bersama dengan 4 buku lainnya. Karena paket, jadi 5 buku seharga 100.000 (kira2 1 buku 20.000, mungkin lebih murah daripada harga aslinya). Tanpa pikir panjang, aku langsung membooking nya karena saat itu bukunya belum datang, dua hari lagi buku itu datang ke tokonya. Lalu aku segera transfer dan menunggu bukunya datang. Beberapa hari kemudian, paket bukuku datang. Oh iya, aku tidak langsung membaca buku ini karena aku membaca buku 99 Tips Jitu Jadi Freelancer Sukses untuk Mahasiswa terlebih dahulu. Berikut foto buku SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT:
Seperti yang aku sebutkan di atas, buku ini aslinya berbahasa Inggris, dengan judul "THE SUBTLE ART OF NOT GIVING A F*CK" yang ditulis oleh seorang blogger yang terkenal bernama Mark Manson. Aku membaca yang versi terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, berjudul "SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT". Buku ini merupakan buku pertamanya Mark Manson, ditulis pada tahun 2016 yang versi Inggris, dan yang versi Indonesia tahun 2018, yang kupunya ini cetakan XXI (cetakan ke 21) bulan Maret, 2019. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit HarperOne (yang versi Inggris), yang kupunya versi Indonesia, diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
Buku ini tergolong ke self improvement (pengembangan diri). Buku ini menceritakan tentang pengalaman dari banyak orang yang ditemui oleh penulis, pengalaman orang terkenal, tokoh sejarah, juga pengalaman penulis sendiri. Aku membaca buku ini selama dua minggu, karena aku sibuk dan buku ini juga lumayan tebal. Yang menarik dari buku ini adalah penulis memperkenalkan seni untuk bersikap bodo amat, seni ini ada 3, yaitu:
1. Seni #1: Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh; masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda.
Menurut Mark Manson (2019: hlm. 18) bahwa "orang-orang yang acuh tak acuh sering berusaha untuk bersikap masa bodoh karena dalam kenyataannya mereka terlalu rewel terhadap segala sesuatu." . Dalam hidup ini, perlu bersikap masa bodoh terhadap kesengsaraan yang menghalangi tujuan, dan akan membuat seseorang menjadi melakukan hal yang nyaman baginya, meskipun berbeda dari orang lain.
2. Seni #2: Untuk bisa mengatakan "bodo amat" pada kesulitan, pertama-tama Anda harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan.
Menurut Mark Manson (2019: hlm. 21) bahwa "menemukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam kehidupan Anda, mungkin menjadi cara yang paling produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga Anda. Karena jika Anda tidak menemukan sesuatu yang penuh arti, perhatian Anda akan tercurah untuk hal-hal yang tanpa makna dan sembrono." . Karena dalam hidup ini banyak kesulitan, kita perlu peduli terhadap hal yang jauh lebih penting dari kesulitan itu, agar tidak terus menerus memikirkan kesulitan dan bisa menjadi lebih sehat pikirannya (tidak cemas).
3. Seni #3: Entah Anda sadari atau tidak, Anda selalu memilih suatu hal untuk diperhatikan.
Menurut Mark Manson (2019: hlm. 22) bahwa "Kedewasaan muncul ketika seseorang belajar untuk peduli hanya pada sesuatu yang sangat berharga." Dalam hidup ini memang banyak sekali hal yang terjadi atau hal yang kita lihat, kita bisa menyisihkan perhatian kita untuk hal yang benar-benar layak untuk kita perhatikan, seperti keluarga kita dan teman-teman kita.
Buku ini menurutku pribadi agak susah dipahami, makanya aku membaca dalam waktu lama, dan juga bukunya lumayan tebal. Kekurangan buku ini ya menurutku karena banyak cerita negatif yang ada dalam buku ini, yang kurang sesuai dengan budaya negara kita. Tetapi kelebihan buku ini adalah buku ini membuka sebuah pemikiran untuk bisa hidup dengan lebih tenang, lebih sehat, dan menjadi lebih baik.
Sekian postingan kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar