Pengikut

Sabtu, 27 April 2019

Review Buku SMALL THINGS THAT MATTER

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 
Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview buku yang berjudul SMALL THINGS THAT MATTER.

Buku SMALL THINGS THAT MATTER ini ditulis oleh Ria Musiawan dan Sirikit Kumaat dan diterbitkan oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2014. Buku ini kubeli dari book online shop langgananku di Instagram, @writingprojects. Harga asli buku ini sebenarnya 71.000 rupiah, namun karena kubeli sepaket isi 5 buku dengan harga 100.000 rupiah, buku ini menjadi diskon lebih dari 50%. :) Berikut foto bukunya:

Buku ini menarik sekali buatku karena membahas tentang hal-hal kecil yang perlu diperhatikan dalam pergaulan sesama manusia di dunia ini, dilengkapi dengan ilustrasi yang lucu dan berwarna-warni sehingga tidak bosan membaca bukunya. Dalam buku ini terdapat 7 bab, yaitu:
- Bab 1. Tata krama: Dari A Hingga Z
- Bab 2. Keseharian yang positif
- Bab 3. Di Luar Rumah
- Bab 4. Kehidupan Kantor, Organisasi, dan Masyarakat
- Bab 5. Etika Berkomunikasi
- Bab 6. Dalam Perjamuan
- Bab 7. Hal Kecil Tapi Perlu

Oh iya, dalam kehidupan ini, tidak terkecuali antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas atau bahkan antar anggota keluarga dalam acara keluarga, terkadang ada yang masih tidak tahu etika seperti mengomentari seseorang di depan orang banyak. Menurut Musiawan dan Kumaat (2014, hlm. 9) bahwa "Mengomentari seseorang di depan umum bisa mengakibatkan orang tersebut merasa tidak nyaman, risi, salah tingkah, atau justru marah dan sakit hati." Aku pernah mengalaminya, ketika aku mengomentari dosenku secara sembunyi-sembunyi di kuesioner evaluasi dosen dan pengajarannya (segala komentar dan hasil evaluasi langsung ke dosen yang bersangkutan), dosenku yang mungkin tahu itu komentar dariku, berikutnya menyindir dan mengomentariku di dalam kelas saat kuliah, di hadapan mahasiswa yang lain. Sungguh tidak beretika. *eh curcol. Aku juga pernah begitu saat dalam acara keluarga dan ibuku bilang bahwa aku tidak bangun pagi, tanteku berkomentar dan memberi segala macam nasehat serta kritik, di depan tante dan om-omku yang lain, lebih tidak beretika lagi. *eh curcol. Apalagi keduanya sudah memiliki gelar doktor (S3). 

Lalu yang penting lagi dalam buku ini adalah tentang datang tepat waktu. Menurut Musiawan dan Kumaat (2014, hlm. 13) bahwa "Datang tepat waktu, untuk menunjukkan kita menghargai waktu yang diberikan kepada kita." Oh iya masih nyambung dengan paragraf di atas, jadi isi dari komentarku untuk dosenku itu adalah tentang selama dari awal perkuliahan aku semester 1 tingkat 1 hingga akhir mata kuliah dengan beliau di semester 5 tingkat 3, beliau tidak pernah sekalipun datang tepat waktu, dan selalu memakai kelas lebih dari waktunya sehingga membuat kelas lain terkorupsi waktunya. Aku juga dulu waktu dapat kuliah sore dengan beliau begitu sampai rumah selalu kena marah ibuku karena pulang malam (kuliah harusnya selesai jam 5, beliau selesai mengajar jam 6 maghrib, jadi aku sampai rumah sudah jam 7 malam karena jarak dari kampus ke rumah 1 jam naik angkutan umum). *eh curcol lagi. 

Jadi, berdasarkan buku ini dan pengalamanku di atas, aku sangat merekomendasikan buku ini untuk orang-orang yang ingin memperbaiki hidupnya menjadi lebih baik lagi di kehidupan bermasyarakat. 

Sekian postingan kali ini, sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Minggu, 21 April 2019

Review Buku Sejuta Inspirasi untuk Manusia

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview sebuah buku yang berjudul Sejuta Inspirasi untuk Manusia.

Buku Sejuta Inspirasi untuk Manusia ini ditulis oleh Fathul Hadidi pada tahun 2015 dan diterbitkan oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo. Oh iya, aku membeli buku ini dari toko buku online langgananku di Instagram, @writingprojects, paket buku 5 buku seharga 100K, jadi 1 buku seharga 20K, padahal harga asli buku ini 28K. Berikut foto bukunya:

Buku ini bergenre Self Improvement. Buku ini mengulas tentang berbagai permasalahan dan sifat manusia yang dialami di dunia ini, serta memberikan solusi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut serta mengubah sifat buruk manusia menjadi sifat baik. Buku ini memberikan inspirasi untuk manusia yang membacanya agar menjadi sosok yang lebih baik dan lebih bermanfaat di kehidupan ini, tentunya tidak terlepas dari peran manusia sebagai hamba Tuhan yang selalu beribadah kepada-Nya.

Menurut Hadidi (2015, hlm. 69) bahwa "Rajin membaca merupakan kunci awal menuju kesuksesan." Aku juga setuju dengan penulis tentang ini. Lebih lanjut, penulis mengungkapkan bahwa manusia memerlukan nutrisi yang baik dan lengkap agar kerja otak menjadi maksimal. Dengan rajin membaca, manusia akan mengisi memorinya dengan hal positif (membaca merupakan kebiasaan baik), hidupnya akan penuh ketenangan dan kebahagiaan. Dalam buku ini juga terdapat obat hati untuk menjaga hati agar jiwa tetap terkontrol, yaitu membaca Alquran dan maknanya, mendirikan salat malam, berkumpul dengan orang saleh, memperbanyak puasa, dan memperpanjang zikir pada malam hari.

Yang menarik bagiku tentang buku ini adalah buku ini benar-benar memberikan solusi tentang permasalahan dunia yang sering dialami oleh manusia, termasuk aku juga. Buku ini mampu mengubah pemikiranku tentang beberapa hal dan membuatku menjadi lebih baik. Kelebihan buku ini menurutku dari kemasannya, buku ini ringan dan mudah dibawa ke mana-mana, terus kertas yang digunakan juga yang tipis, sehingga tidak membuat buku berat, lalu yang kusuka adalah meskipun bab dalam buku ini banyak, namun isi setiap babnya sangat ringkas, padat, dan jelas, hanya sekitar 2 halaman perbabnya. Membaca buku ini menjadi cepat paham dan cepat selesai membacanya.

Aku merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang sedang membutuhkan solusi dalam permasalahan hidupnya di dunia ini.

Sekian postingan kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kamis, 18 April 2019

Review buku WHAT IS "SUCCESS?"

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview buku yang berjudul WHAT IS "SUCCESS?".

Buku WHAT IS "SUCCESS?" ini ditulis oleh Relcky Saragih, seorang motivator dari Medan, beliau menulis buku ini pada tahun 2015 dan diterbitkan oleh Penerbit PT. Grasindo. Buku ini kubeli dari toko buku online langgananku di Instagram, di @writingprojects, karena paket bukunya 5 buku Rp 100.000,- kira-kira harga per buku menjadi Rp 20.000,- (padahal buku ini harga aslinya Rp 41.000,-). Berikut foto bukunya:

Menurut Saragih (2015: hlm. 17) bahwa "Konsep 3 Pilar Emas Kesuksesan adalah sebuah pola kunci kesuksesan yang saya bentuk untuk membantu kita mengubah paradigma (cara pandang)/ mindset kita. Agar kita dapat mensinergikan diri kepada 3 aspek utama yang membentuk diri kita di dunia ini, yaitu Keluarga- Lingkungan - dan Tuhan kita." Kita mengubah cara berpikir/pola pikir kita dan melibatkan keluarga, lingkungan, serta Tuhan dalam menuju kesuksesan ini, agar menjadi bahagia, bersyukur, dan sejahtera sehingga bisa mencapai kesuksesan.

Yang menariknya dalam buku ini adalah untuk menjadi sukses, pertama-tama kita harus mengenali diri kita, mulai dari menemukan passion, berpikir kreatif, mengetahui kelemahan diri dan berusaha untuk menjadi pribadi yang konsisten, serta mengetahui faktor pendukung kesuksesan dan penghambat dalam berkarier.  

Aku pribadi menyukai buku ini karena banyak ilustrasi yang lucu, serta pemilihan kata yang sesuai sehingga buku ini mudah dipahami, juga banyak tips-tips menarik untuk menjadikan hidup lebih sukses. Kekurangan buku ini adalah ya kurang berwarna-warni, sih, soalnya tulisan serba hitam, hanya beda font/jenis tulisan/tebal tipis saja.

Tips menarik menurutku dalam buku ini adalah Tips Manjur Menemukan Passion (Saragih, 2015: 27) :
a. Flashback Momen Lupa Waktu
    Penulis mengungkapkan bahwa hal yang membuat kamu sampai lupa waktu adalah salah satu passion kamu.

b. Kenali Diri Lebih Dalam
    Penulis mengungkapkan bahwa untuk mengenali diri lebih dalam bisa menggunakan 9 Pertanyaan yang ada di buku ini (mengetahui kelemahan dan kelebihan, apa yang menciptakan kelemahan di dalam diri, dampak buruk kelemahan bagi orang lain, apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelemahan, kelebihan yang menonjol, manfaat yang didapatkan orang lain, cara mengembangkan kelebihan).

c. Temukan Rasa Kenyamanan dan Kebahagiaan
    Penulis mengungkapkan bahwa selain membuat lupa waktu, temukan juga momen yang membuat Anda merasa nyaman dan bahagia.

d. Ingat Aktivitas Yang Sering Membayang-Bayangi Anda
    Penulis mengungkapkan bahwa ketika kita sedang mengerjakan sesuatu, pikiran kita dibayang-bayangi oleh aktivitas lain yang membuat kita merasa ingin segera melakukannya.

e. Tanya Orang Terdekat
    Penulis mengungkapkan bahwa kita perlu bertanya kepada pasangan, anak, orangtua, sahabat, tentang menurut mereka, kita orang seperti apa dan mempunyai bakat apa.

Sekian postingan kali ini, sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sabtu, 13 April 2019

Review buku SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mereview buku terjemahan yang berjudul "THE SUBTLE ART OF NOT GIVING A F*CK" yang dalam bahasa Indonesia nya berjudul "SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT".

Pertama kali aku melihat buku ini waktu aku sedang magang sebagai Arabic Typist (entry data bahasa Arab) pada tahun 2018, kulihat teman kantorku yang bernama Tara (Japanese typist, bagian entry data juga sama denganku tapi bahasa Jepang) sedang membaca buku ini, kutanya "itu bukunya bagus, kah? isinya tentang apa?" dan dia menjawab "aku ga tau, ini juga baru baca, aku pinjam dari Iqbal (teman kantor kami yang di bagian programmer),". Oke, lain kali akan kubeli buku itu kalau ada uang. 

Setelah aku resign dari tempatku magang dan kembali ke Bandung untuk persiapan tes S2, saat aku sedang santai dan membuka instagram, aku menemukan buku ini di book online shop langgananku, @writingprojects, bersama dengan 4 buku lainnya. Karena paket, jadi 5 buku seharga 100.000 (kira2 1 buku 20.000, mungkin lebih murah daripada harga aslinya). Tanpa pikir panjang, aku langsung membooking nya karena saat itu bukunya belum datang, dua hari lagi buku itu datang ke tokonya. Lalu aku segera transfer dan menunggu bukunya datang. Beberapa hari kemudian, paket bukuku datang. Oh iya, aku tidak langsung membaca buku ini karena aku membaca buku 99 Tips Jitu Jadi Freelancer Sukses untuk Mahasiswa terlebih dahulu. Berikut foto buku SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT:

Seperti yang aku sebutkan di atas, buku ini aslinya berbahasa Inggris, dengan judul "THE SUBTLE ART OF NOT GIVING A F*CK" yang ditulis oleh seorang blogger yang terkenal bernama Mark Manson. Aku membaca yang versi terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, berjudul "SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT". Buku ini merupakan buku pertamanya Mark Manson, ditulis pada tahun 2016 yang versi Inggris, dan yang versi Indonesia tahun 2018, yang kupunya ini cetakan XXI (cetakan ke 21) bulan Maret, 2019. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit HarperOne (yang versi Inggris), yang kupunya versi Indonesia, diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). 

Buku ini tergolong ke self improvement (pengembangan diri). Buku ini menceritakan tentang pengalaman dari banyak orang yang ditemui oleh penulis, pengalaman orang terkenal, tokoh sejarah, juga pengalaman penulis sendiri. Aku membaca buku ini selama dua minggu, karena aku sibuk dan buku ini juga lumayan tebal. Yang menarik dari buku ini adalah penulis memperkenalkan seni untuk bersikap bodo amat, seni ini ada 3, yaitu:
1. Seni #1: Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh; masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda. 

Menurut Mark Manson (2019: hlm. 18) bahwa "orang-orang yang acuh tak acuh sering berusaha untuk bersikap masa bodoh karena dalam kenyataannya mereka terlalu rewel terhadap segala sesuatu." . Dalam hidup ini, perlu bersikap masa bodoh terhadap kesengsaraan yang menghalangi tujuan, dan akan membuat seseorang menjadi melakukan hal yang nyaman baginya, meskipun berbeda dari orang lain. 

2. Seni #2: Untuk bisa mengatakan "bodo amat" pada kesulitan, pertama-tama Anda harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan.

Menurut Mark Manson (2019: hlm. 21) bahwa "menemukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam kehidupan Anda, mungkin menjadi cara yang paling produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga Anda. Karena jika Anda tidak menemukan sesuatu yang penuh arti, perhatian Anda akan tercurah untuk hal-hal yang tanpa makna dan sembrono." . Karena dalam hidup ini banyak kesulitan, kita perlu peduli terhadap hal yang jauh lebih penting dari kesulitan itu, agar tidak terus menerus memikirkan kesulitan dan bisa menjadi lebih sehat pikirannya (tidak cemas).

3. Seni #3: Entah Anda sadari atau tidak, Anda selalu memilih suatu hal untuk diperhatikan. 

Menurut Mark Manson (2019: hlm. 22) bahwa "Kedewasaan muncul ketika seseorang belajar untuk peduli hanya pada sesuatu yang sangat berharga." Dalam hidup ini memang banyak sekali hal yang terjadi atau hal yang kita lihat, kita bisa menyisihkan perhatian kita untuk hal yang benar-benar layak untuk kita perhatikan, seperti keluarga kita dan teman-teman kita. 

Buku ini menurutku pribadi agak susah dipahami, makanya aku membaca dalam waktu lama, dan juga bukunya lumayan tebal. Kekurangan buku ini ya menurutku karena banyak cerita negatif yang ada dalam buku ini, yang kurang sesuai dengan budaya negara kita. Tetapi kelebihan buku ini adalah buku ini membuka sebuah pemikiran untuk bisa hidup dengan lebih tenang, lebih sehat, dan menjadi lebih baik. 

Sekian postingan kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.