Pengikut

Sabtu, 15 Desember 2018

Pengalamanku Menjadi Penerjemah Dadakan (Tahun 2012)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's blog. Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku menjadi penerjemah dadakan.

Waktu aku SMA kelas 3, aku sering kumat sakit maag akutnya. Lalu kata dokter, tidak boleh makan pedas, asam, soda, dingin. Aku juga disarankan untuk banyak minum air putih yang teratur, makan teratur, dan kalau mau sembuh cepat ya minum air yang pH nya tergolong Basa. Lalu aku berfikir di mana bisa mendapatkan air itu.

Akhirnya rasa penasaranku terjawab. Ibuku sudah lama terapi listrik di Allsbon dekat rumah. Terapinya hanya duduk di kursi yang dialirkan listrik selama 1-2 jam, lalu pulangnya membawa botol berisi air putih berpH Basa. Lalu ibuku mengajak aku terapi di sana.

Sudah berbulan-bulan aku terapi, penyakitku juga sudah jarang kumat. Suatu hari ketika aku sedang terapi, ada seorang bule datang ke tempat terapi kami. Dia duduk di kursi sebelahku. Pak Instrukturku sedang menjelaskan terapi listrik ini dan kegunaannya. Bule di sebelahku kulihat tampak tidak mengerti apa yang dijelaskan, dan Pak Instrukturku ternyata tidak bisa berbahasa Inggris, jadilah aku menawarkan diri untuk menjadi penerjemah dadakan. Pak Instrukturku senang, aku juga senang, pengalaman baru buatku. Dari beberapa percakapan kami, aku tahu namanya Mr. Silk Kreulen, berasal dari Belanda. Dia sedang kuliah di ITB jurusan Bisnis, mungkin kuliah untuk mendapatkan gelar MBA. Baru tinggal di Indonesia sejak 4 bulan yang lalu. Katanya lagi, dia sedang jalan-jalan sore, lalu melihat tempat terapiku ini dan tertarik untuk mencobanya. Lalu aku menjelaskan pada bule tersebut dengan bahasa Inggris tentang apa yang sedang Pak Instruktur jelaskan kepada kami tentang terapi ini.

Ketika waktu terapiku sudah habis, aku minta dijemput kakakku. Namun karena belum dijemput dan ternyata bule tersebut ingin mencoba alat terapi yang lain, maka Pak Instruktur memintaku menjadi penerjemah lagi. Lalu kami bertiga menuju ruangan yang lain untuk mencoba alat terapi yang lain. Bule itu mencoba alat terapi yang dipasang di kaki. Dia duduk di kursi. Dia duduk aja udah tinggi banget, kalau berdiri, aku cuma sepinggangnya. :"( Pak Instrukturku menjelaskan kepadaku dalam bahasa Indonesia, lalu aku menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Lalu sebagai hadiah karena aku menjadi penerjemah Pak Instruktur dan Mr. Silk Kreulen, jadilah Pak Instrukturku mengabadikan momen ini dalam sebuah foto. Berikut fotonya.
Ganteng kan bulenya? :D Aku menerjemahkan aja beberapa kali tidak fokus karena handsome nya itu. Wkwkwk.

Akhirnya aku sudah dijemput kakakku dan aku izin pamit pulang. Pak Instrukturku sangat berterimakasih padaku. Aku juga berterimakasih pada Pak Instrukturku karena sudah memperbolehkan aku menjadi penerjemahnya.

Sekian postingan kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar