Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Augina Putri's Blog. Kali ini aku akan mengulas novel yang baru selesai kubaca, yaitu Selamat Tinggal. Berikut fotonya:
Novel Selamat Tinggal ditulis oleh Tere Liye dengan co author Sarippudin dan diterbitkan Penerbit Gramedia Pustaka Utama tahun 2020. Novel punyaku ini hadiah giveaway dari teman bookstagramku, kak @dinneread, merupakan cetakan tahun 2021.
Novel ini menceritakan tentang Sintong, seorang mahasiswa tingkat akhir yang tidak lulus-lulus dan hampir DO, bekerja di toko buku bajakan milik pamannya. Sintong juga merupakan seorang penulis yang sebenarnya benci sekali dengan buku bajakan. Suatu hari Sintong menemukan buku karya Sutan Pane, penulis yang tiba-tiba hilang misterius padahal karya-karyanya sangat berani dan layak dibaca banyak orang. Sintong kemudian memiliki ide untuk menjadikannya bahan skripsi yang baru dan melakukan penelitian tentang itu serta mencari tahu penyebab Sutan Pane menghilang.
Novel Selamat Tinggal menurutku buku yang sangat menarik. Selain mengangkat tema tentang buku bajakan, juga ada pengetahuan tentang politik, dan masalah-masalah yang menyangkut tentang kehidupan manusia. Gambar pada sampul depan bukunya juga bagus warnanya dan ilustrasinya menarik sekali, berupa tulisan-tulisan artikel, berkaitan dengan isi buku ini. Judul bukunya juga unik, Selamat Tinggal.
Beberapa kalimat yang aku suka dari novel ini yaitu:
- "Hei, dalam hidup ini, lebih baik kita fokus ke hal-hal yang menyenangkan dibanding yang tidak." Liye (2021, hal. 34).
- "Biarkan sajalah. Kan dosa ditanggung masing-masing." Liye (2021, hal. 49).
- "Kalau sibuk, disempatkan. Kalau tidak disempatkan, mana bisa toh?" Liye (2021, hal. 61).
- "Lantas apa nasib rakyat? Puluhan tahun berlalu, mereka tetap begitu-begitu saja, sementara negara-negara tetangga memelesat cepat menjadi negara maju." Liye (2021, hal. 89).
- "Semua orang merasa siap berdiskusi, tapi saat berbeda pendapat, diam-diam malah membungkam pendapat orang lain." Liye (2021, hal. 91).
- "Ibuku pernah bilang bacalah banyak buku, agar besok lusa bukan hanya agar kau tidak mudah ditipu orang, tapi agar kau bisa mencegah penipu membohongi orang banyak." Liye (2021, hal. 134-135).
- " Sakit tahu, pesan cuma dibaca, tidak di-reply, Bang. Hanya centang dua, tidak di-reply-reply juga. Padahal Bang Sintong terlihat online di aplikasi." Liye (2021, hal. 255).
- "... dulu orangtua kita sering bilang, setiap kita berharap mendapatkan sesuatu, maka bersiaplah melepaskannya. Karena di dunia ini, bahkan yang sudah jadi milik kita bisa hilang, apalagi yang belum." Liye (2021, hal. 270).
- " Ayo, mari berdiri bersamaku. Kita akan melangkah bersama. Saling menguatkan, saling mendukung. Ayo, mari kita memperbaiki. Kita mulai dari diri kita sendiri, dari keluarga sendiri, esok lusa kita akan menyaksikan perubahan telah datang." Liye (2021, hal. 321).
- " Hidup adalah kesesuaian antara perkataan, tulisan, dan perbuatan. Apalah arti kehormatan seorang manusia saat tiga hal ini tidak sesuai lagi. Apalah arti martabat seorang manusia ketika tiga hal tersebut bertolak belakang." Liye (2021, hal. 337).
Novel Selamat Tinggal kurekomendasikan untuk yang suka genre fiksi, fiksi sejarah, kehidupan, dan politik.
Sekian postingan kali ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
#mulaimenulisdiblog